Wednesday, June 15, 2016

Jangan Sakiti Wanita



Pada suatu hari, seorang pria sedang berdoa dalam keadaan marah serta emosi. Dia sebal pada pasangannya yang sering sekali menangis dan juga memanfaatkan air mata tersebut di setiap perdebatannya. Dia bosan. Sungguh sangat bosan.

Karena tidak ingin terlibat kedalam emosi yang negatif, dia pun kemudian bersujud dan berdoa, untuk meminta pertolongan pada Tuhan.

“Tuhan, kenapa wanita sering sekali menangis? Aku bosan dan juga jenuh melihat serta mendengarnya,” keluh pria tersebut.
Jawab Tuhan kepadanya:

“Karena wanita itu unik. AKU telah menciptakannya tidak sama seperti dirimu. dia merupakan makhluk yang istimewa.

KU kuatkan bahunya agar dapat menjaga anak-anakmu kelak.
KU lembutkan hatinya agar dapat memberimu rasa aman.
KU kuatkan rahimnya agar dapat menyimpan benih manusia.
KU teguhkan pribadinya agar dapat terus berjuang di saat yang lain menyerah.
KU beri naluri agar tetap menyayangi walau dikhianati dan juga disakiti oleh orang yang disayangi.
KU hembuskan kasih sayang untuk dia agar dapat mencurahimu dengan perhatian.
KU buat matanya lentik karena dia akan menjadi jendela kedamaian.
KU buat senyumnya lebih merekah seperti mahkota bunga untuk dapat membuatmu agar tetap mengingat indahnya dunia.

KU buat tangannya terampil agar dapat menjagamu supaya tidak pernah kekurangan.
Akan tetapi jika suatu saat dia menangis.

Itu karena AKU telah memberikannya air mata agar dapat membasuh luka batin serta memberikan kekuatan yang baru. Itu bukanlah sebuah tanda kelemahan serta kekalahan.”
Pria itupun tertegun sejenak. Kemudian dia mengambil langkah untuk bergegas, dan memeluk serta diusapnya air mata di pipi orang yang dicintainya tersebut. “Aku akan membantumu untuk menghapus luka batin itu…”

Cerita renungan Jangan Sakiti Wanita ini mengajarkan kepada pria agar jangan pernah berniat untuk menyakiti seorang wanita, karena wanita di ciptakan dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri, agar dapat melengkapi kekurangan dan kelebihan pria yang akan menjadi pendamping hidupnya.

No comments:

Post a Comment